Langit
Karya : Desire
Duduk termenung di bawah rerumputan. Melihat langit yang cerah, panas mencekam.
Hiro yang saat itu duduk santai sambil memikirkan pelajaran sekolahnya. Di hari
itu Hiro selalu saja mengunjungi tempat favoritnya. Ya, tempat di mana. Ia
selalu mengingat kejadian yang
dilakukannya. Misalnya saja pelajaran hari ini, ia mendapat nilai
terendah pada pelajaran matematika. Melihat nilai saja sudah membuat muka kusut
bagi Hiro. “ Ya ampun, padahal udah belajar masih aja dapat nilai jelek”,
katanya. Hiro pun langsung beranjak dan pergi pulang ke rumah. Hari semakin
gelap dan malam pun tiba. Hiro yang saat itu lagi belajar di kamar mendengar
suara jatuhan piring dan membuat Hiro kaget. Ibu dan ayahnya bertekar satu sama lain yang
membuat Hiro merasa frustasi melihat tingkah laku orangtuanya. Lalu Hiro pun
menutup telinganya dengan headset sambil mendengar musik kesukaannya dan mulai
belajar lagi.
Pagi pun datang, Hiro pergi ke sekolah dengan bersepeda.
Sepanjang jalan Hiro terus mengingat kelakuan orangtuanya yang tak pernah akur.
Sejak ayahnya kehilangan perkerjaan dan ibunya selalu membuat kue kering untuk
menambah penghasilan keluarga. Tapi, sifat ayah Hiro yang selalu memaksakan Hiro
untuk menjadi nomor satu dalam setiap pelajaran sekolah. Membuat Hiro semakin
bingung dan pusing, “ Gimana ya... caranya agar aku bisa menjadi nomor satu dalam
setiap pelajaranku” katanya sambil mengayuh sepedanya. Sesampainya, di sekolah
Hiro langsung duduk dan belajar dengan tenang. Lalu tiba-tiba dari arah
belakang kapur melayang langsung mengenai kepala Hiro. “Maaf ... maaf ya, aku
nggak sengaja.” Kata perempuan berbaju olahraga itu. Hiro pun diam dan tidak
menjawab apapun. Perempuan itu pun menjadi penasaran dengan sikap Hiro yang
pendiam dan tenang seperti baja. Kemudian perempuan itu memperkenalkan dirinya,
namaku Himeka salam kenal, ya. Hiro
hanya terdiam sambil membaca buku pelajaran dan menutup mukanya. Karena penasaran,
Himeka pun langsung mengambil buku pelajaran Hiro dari tangannya.
Hiro terkejut dan langsung mengambil buku pelajarannya. “
Jangan ganggu aku” katanya. Himeka pun langsung tertawa melihat kelakuan Hiro. Hiro
pun langsung beranjak dari tempat
duduknya dan pergi meninggalkan Himeka. Hiro berjalan di sepanjang kelas sambil
memegang buku pelajarannya. Bel sekolah
pulang sekolah pun berbunyi, Hiro seperti biasanya pergi menuju tempat
favoritnya dari situ ia bisa merenungkan kejadian yang dialaminya hari ini.
Kemudian seorang laki-laki berjas hitam menghampirinya dan menawarkan sebuah
perkerjaan yang membantunya untuk mengembalikan perkerjaan ayahnya. Syaratnya
adalah Hiro harus bergabung dan membantunya mengalahkan komplotan yakuza yang
dimusuhi oleh laki-laki berjas hitam itu. Ia yakin Hiro bisa membuat strategi
yang tepat untuk mengalahkan musuhnya lewat kepintaran Hiro. Akhirnya Hiro pun
menyetujui karena ia ingin mengembalikan kondisi keluarganya yang telah hancur
seperti gelas pecah.
Malam tiba, sesuai perjanjian. Hiro pun langsung menuju
tempat yang telah direncanakan.
Laki-laki berjas hitam bersama komplotannya langsung menghampiri Hiro. Hiro pun
membuat strategi untuk membuat musuh keluar dari kandangnya. Suara tembakan
pistol pun memulai pertarungan antara komplotan yakuza. Musuhnya pun terjatuh
dengan sangat cepat dan sampailah pada pimpinan yakuza itu. Pimpinan yakuza itu
langsung melarikan diri dengan mobil hitam yang ada di depannya. Akhirnya suara
kemenangan dari pihak laki-laki berjas hitam itu pun terdengar keras sampai ke
telinga Hiro. Hiro merasa senang dengan strategi yang ia buat. Sampai akhirnya
Ia lupa dengan pelajaran di sekolah, orangtua dan tempat favoritnya. Karena
dari sini ia bisa menjadi nomor satu dalam membuat strategi daripada pelajaran
sekolah yang dipelajari tiap hari.
Matahari bersinar terang, Hiro terus memikirkan strategi
lagi. Suara hp berdering disakunya dan membuka pesan masuk. Hiro pun melihat
pesan itu dan langsung pergi menuju tempat yang dipesankan lewat SMS.
Di sana Hiro pun langsung berkumpul dengan komplotan yakuza .
Muncullah seorang laki-laki berjas hitam, tinggi dan berbadan besar dengan
membawa komplotannya serta perempuan di belakangnya. Hiro pun melihat perempuan
itu dan ternyata itu adalah Himeka. Himeka pun juga melihat Hiro. Hiro terkejut
ternyata Himeka merupakan anak buah komplotan musuh. Himeka pun tertawa dengan
muka polos dan mengatakan pada Hiro. “ Hiro . . . Hiro kamu udah terjebak, aku
udah mengamatimu di sekolah mengenai tingkah lakumu, rutinitasmu dan masalah
dalam keluargamu” katanya. Himeka mengungkapkan semuanya bahwa ia yang
menyebabkan ayahnya kehilangan perkerjaan dan membuat keluarga Hiro hancur
untuk menghilangkan bukti-bukti. Bahwa ayah Hiro melihat penyusupan barang
ilegal saat ia berkerja.
Mendengar perkataan itu, Hiro bersama komplotan berjas hitam
mulai mengangkat pistol dan menembakan satu sama lain hingga akhirnya komplotan
di pihak Hiro semuanya terjatuh. Tertinggal Hiro sendiri.
Himeka pun melihat Hiro dengan muka penuh kasihan dan
pimpinan yakuza di pihak Himeka itu pun langsung menembakkan pistolnya ke arah
Hiro. Lalu Hiro pun terjatuh dan terbaring melihat langit yang membentang luas di
depan matanya.
1 komentar:
o0o suge
Posting Komentar